Rabu, 08 Oktober 2008
BAPAKU
Aku ga tau apa yang harus di kata tentang sosok seorang laki-aki yang aku panggil bapa ini. Bagiku dia adalah pahlawan yang senantiasa menuntunku di dalam terangku, dan penerang di dalam gelapku. Pembawa pencerahan di setiap keruwetan, dan sosok yang misterius yang aku ga tau, tapi sosok yang tidak asing yang aku kenal. Dia mengerti tentang aku, yang aku sendiri tidak tau bahwa dia begitu memperhatikan dan mengerti tentang aku.
Tak banyak yang aku tau tentang dia Bapaku, Bagiku untuk saat ini dia adalah laki-laki yang bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan dari sebuah keputusasaan. Wajahnya selalu di tutupi oleh wajah-wajah yang lain. Katanya selalu diikuti dengan sabda-sabda yang lain.
Dia itu Bapaku yang menjadi naungan bagi sebuah keretakan MAHAKARYA RUMAH TANGGA yang telah terjalin selama puluhan tahun, dari peradaban yang terlampaui oleh langkah-langkah kaki yang bergetar tapi tak bersuara. Namun getarannya mampu merobek setiap perasaan yang tak tertuju pada keharusan mutlak.
Dia itu bapaku yang diam namun dia itu air yang suatu saat bisa menjadi ombak di lautan.
Kamis, 25 September 2008
Bahtera
Tak ada yang lebih bertanggung jawab di kehidupanku, kecuali diriku sendiri. Kini aku telah melangkah lebih jauh mengarungi samudra hidup dngan sebuah bahtera yang rapuh. Yang tidak ada penopang untuk mengembangkan layar. Hanya dua dayung yang aku punya. Tapi kenapa aku tiba-tiba saja sudah ada di tengah2 samudra yang membadai dengan bahtera yang rapuh itu. Apa yang aku akan lakukan jika bahtera itu hancur terkoyak ombak. Apakah aku harus kembali ke tepi?
Ataukah aku harus menunggu puing2 yang berserakan dari tepian yang di bawa oleh ombak itu. Apakah aku bisa memperbaiki bahteraku ketika aku sudah berada di tengah2 samudra. Aku tak bisa kembali karena aku sudah tak berarah. Akan kemana ku kayuh bahteraku untuk mengarungi lautan kehidupanku.
Tapi aku tak mau hancur terkoyak di hantam badai yang mengamuk itu. Akankah segala perjuangan yang telah dan sedang di lakukan ini tidak akan berbuah manis? dimanakah keyakinanku yang dulu mendera dan membakar jiwa yang menjadi sabda langit.
Aku hanya bisa melihat bintang untuk saat ini, yang menjadi penuntunku di kegelapan, hembusan angin yang akan membimbingku, purnama yang menerangiku, untuk ku kayuh bahteraku lebih jauh. Menuju Pulau surga yang aku impikan Bersama bidadari yang menemani perjalanan hidupku ini.Yang akan melehirkan pangeran2 dan bidadari2 kecil yang padanya akan ada tanda kebahagiaan di pulau surga yang tempatnya di depan sana. Yang pondasinya di datangkan dari belakang2 sana yang sudah ku lalui di saat aku mengayuh dayungku untuk membawa bahteraku ini.
Shalawat Nariyah
اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka
Artinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
Rabu, 17 September 2008
Jumat, 22 Agustus 2008
KAU
Jangan pernah kau hiraukan akan perkataan mereka. Karena mereka takkan pernah tau apa yang mendera hidup dan kehidupanmu. Tak perlu kau sesali kau terlahir dari mana. Karena itu akan membuat kau semakin terpuruk. Tapi jalanilah hidupmu itu dengan sesungguhnya, dengan jalinan suci di antara aku dan sesamamu. Jangan kau risaukan akan kelakuanmu di luar sana. Yang penting masih dalam koridor dan jalur yang telah di tetapkan untuk setiap insan yang memiliki jiwa dan fikiran. Teguhkanlah hatimu, yakinkanlah hatimu, jangan biarkan api yang menyala itu membakarmu.
TERUSLAH TERSENYUM ADIKKU...........karena aku sayang kamu.
Kamis, 21 Agustus 2008
SEANDAINYA KAU SECANTIK WAJAHMU
Perasaan itu memang tidak salah. Yang salah itu adalah orang yang menyalahgunakan perasaan itu. Bukankah alangkah sebaiknya jika perasaan itu berikan kepada orang telah di takdirkan dari semesta? Meskipun wajahnya buruk tapi hatinya mengeluarkan aura kecintaan dan kasih sayang yang tulus. Yang cahayanya melebihi kecantikkanmu. Ada apakah ini sebenarnya???????????????????
Tundukkanlah wajahmu di depan mereka yang bukan haknya. Yang bukan untuk kau jadikan derma di atas muka bumi ini. Menahan dera yang kau hinakan di wajah putra-putramu dan bidadari yang selalu menangis karena ulahmu. Redakanlah amarah kami dengan cinta tulusmu yang suci kepada yang punya haknya.
Jangan kau hiraukan perasaan itu, karena akan membawamu ke pintu kenistaan. Tersimpuhlah kau di depan yang berwajah buruk itu. Karena dialah hakmu yang harus kau dermakan di setiap sabda-sabda yang dia keluarkan. Dialah dewa dibmi ini bagimu. Janganlah kau sakiti di dengan kebohonganmu, jangan kau siksa dia dengan kelakuanmu. Karena kemurkaan akan segera mendatangimu.
Akua tak bisa berbuat Apa-apa. Akua tak banyak berbuat. Maafkan aku jika aku salah. Karena aku terlahir dari keluarga yang kurang mempunyai pamor. Aku yang butuh panutan ini tidak mau tersesat.
MAAFKANLAH AKU IBU.........karena aku akan bertindak!
Senin, 11 Agustus 2008
BOZANT
Jumat, 08 Agustus 2008
New New This
waduh baru ini hari lagi aku buka blog. setelah sekian lama aku tinggalkan karena alasan beberapa hal yang ga mungkibn untuk aku tinggalkan. kangen memang. tapi ya baru baru ini aja aku bisa lagi ngblog. aku selalu berharap ada komentar selalu di setiap apa yang aku tulis di blog ku ini. sebagai pembangun jiwa. dalam setiap melangkah dan apa yang aku langkahkan dihari kedepan. takdir dan hati nurani yang ingin selalu menuntunku. akal sehat yang menjadi obor dalam kegelapan malam kehidupan.
Selasa, 13 Mei 2008
CERMIN DIRI
Perjalana Jibril AS
Suatu riwayat menceritakan bahwasanya Malaikat Jibril AS di perintah oleh Allah SWT untuk bertanya kepada mahlukNya yang ada di bumi. Lalu Jibril AS menjalankan perintah itu.
Pertama kali yang ia datangi adalah seekor kerbau yang sedang bermandi dengan lumpur. Alangkah asyiknya sang kerbau berguling-guling berlumuran lumpur yang kotor. Kemdian datanglah Jibril AS bertanya pada sang kerbau. Hai kerbau berbahagiakah engkau yang hidup dengan mandi lumpur yang kotor. Aku berbahagia Allah SWT menciptakan aku dengan bermandikan lumpur. Dari pada aku di jadikan seekor kelelawar yang mandi dengan air kencingnya sendiri.
Kemudian Jibril AS pergi meninggalkan sang kerbau untuk menemui kelelawar. Hai kelelawar berbahagiakah engkau bahwa Allah SWT menjadikan engkau dengan mandi dari air kencingmu sendiri? Aku berbahagia Bahwa aku di jadikan Allah SWT dengan mandi air kencingku sendiri, dari pada aku di jadikan seekor cacing yang berjalan dengan tubuhnya.
Jibril AS pun berlalu dan menemui cacing yang kemudian dia bertanya. Wahai cacing berbahagiakah engkau Bahwa Allah menciptakan engkau dengan berjalan dengan tubuhmu? Aku berbahagia dari pada aku di jadikan oleh Allah SWT menjadi seorang Manusia yang tidak pandai bersyukur dan tidak beribadah kepada Allah SWT.
Aku jadi berfikir Aku ini masuk golongan manusia yang mana yang berbahagiakah atau orang-orang yang celaka karena tidak pandai bersyukur dan tidak beribadah kepada Allah SWT. Betapa Allah SWT menciptakan Mahluk itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tinggal kita bagaimana untuk menyikapi ciptaan Allah SWT itu. Termasuk aku sebagai manusia yang di katakan mahluk paling sempurna di antara mahluk-mahluk lainnya.
Kamis, 08 Mei 2008
KEJAMNYA BINTARO
Adikku Sayang Adikku Malang........................
Kau berjalan dengan langkah kaki yang tertatih. Kau lalui jalan setapak dengan derai air mata. Dengan napas yang penuh sesak dan dada yang bergemuruh mengapi di antara himpitan racun kehidupan yang kau hadapi.
Adikku harini, saat ini ingin ku peluk kau dengan erat seerat eratnya dan tak ingin aku lepaskan lagi. Karena aku tak rela dengan derita yang kau hadapi saat ini. Pasrahkanlah semuanya pada sang nasib. Biarlah Dia yang akan membalasnya. Membalas perlakuan Sang jahanam yang mengusirmu bak anjing pesakit. Yang melemparkan dan mencampakkanmu seperti sampah yang berbau busuk tak berguna.
Adikku aku serukan kepada mereka bahwa aku siap untuk PERANG. Kukepalkan tinjuku untuk menantangnya. Aku takkan gentar, takkan mundur walau selangkahpun. Karena aku tidak takut mati untuk membela keluargaku yang paling aku sayangi, yang paling aku cintai.
Dadaku menggemuruh sesak tak tertahankan, ingin MELEDAK. Biar ledakkannya membinasakan mereka yang menganiyaya hidupmu. Pedangku telah siap aku hunus. Air mataku kujadikan senjata yang paling mematikan. Rintihan hatiku kujadikan tameng yang kuatnya melebihi baja.
Tenanglah Adikku. Tenang. Tenanglah seperti karang. Bintang-bintang jadikanlah hiasan.
Rabu, 07 Mei 2008
DONGENG SEBELUM TIDUR
Suatu hari seorang Ibu dan anaknya sedang mencuci pakaian di pinggir sungai. Sang ibu bercerita kepada anaknya kehidupan di bumi ini tentang tanah, air dan udara. Seekor anak ikan kecil menghampiri dua orang manusia itu, sambil mendengarkan percakapannya. Ikan kecil itu asik mendengar cerita sang ibu.
Anakku taukah kamu bahwa air itu adalah sumber kehidupan. Jika air itu tidak ada maka binasalah seluruh kehidupan ini. Ikan kecil itu kaget ketika mendengar cerita si ibu. Dia ketakutan setengah mati. Dia berlari kesana kemari sambil bertanya kepada ikan yag lebih dewasa. Wahai sodaraku taukah kamu dimana air itu. Tidak jawab ikan yg sudah dewasa. Memangnya kenapa? Taukah kamu karena kita akan binasa bila air itu tidak ada. Tanya saja sama sesepuh ikan disana. Dia ikan yang sudah berpengalaman. Pasti dia tau. Tempatnya di hulu sana.
Lalu si ikan kecil berlari menuju ikan sepuh yang di tunjukan ikan dewasa itu. Kakek, tanya si ikan kecil. Ada apa anakku, kamu kok kayaknya sedang dalam ketakutan. Ada apa, tanya si kakek. Taukah kakek dimana itu air. si kakek tersenyum. Memangnya kenapa kau tanyakan itu. Sebab kita akan musnah kalau air tidak ada.
Anakku lihatlah di sekelilingmu, kau sudah merasakannya, kau sudah melihatnya bahkan kamu hidup di dalamnya. Hidup bersama dari kamu sangat kecil sampai sekarang ini. Kamu selalu hidup bersama-sama. Hanya saja kadang tidak sadar bahwa sebenarnya apa yang paling kita butuhkan tidak jauh dari diri kita sendiri. Tidak ada jarak walau sejengkalpun. Hanya saja ketidak sadaran itu membuat akal menjadi gelap dan perasaan menjadi sirna. Membuat akal tidak bekerja dengan sewajarnya malah bekerja di luar batas nalar yang sudah di tentukan. Perasaan tidak peka yang membuat diri menjadi biadab. Lupa akan kehidupan yang sesungguhnya.
Wahai anakku sesungguhnya tuhan memberikan hidup itu dengan kemampuannya. Maka apa yang harus di takutkan. Sesungguhnya yang sejati adalah tidak pernah ada rasa takut, rasa was-was. Yang sejati adlah selalu berani dan tidak pernah ragu. Jalanilah hidup ini dengan kemampuannmu. Kalau kamu sudah meras tidak mampu maka berhentilah dan cari jalan lain yang tidak jauh dari diri kita.
Ikan kecil akhirnya pergi dengan hati puas, karena sudah mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang terpendam di benaknya. Kini ia telah siap untuk menjadi dewasa dan menjadi ikan yang siap menghdapi hidup.
Jumat, 25 April 2008
PUTARAN WAKTU
Hitam dan putih. Kata yang sederhana untuk menyatakan segelintir kehidupan yang di lalui setiap orang. Aku mungkin salah satunya. Tapi mata akan aku rasakan indah bila aku teringat orang-orang perkasa di sekitarku.
Orang yang selalu ada saat hatiku gundah berantakkan tak beraturan. Entah itu terbentur batu karang, terkoyak angin di padang pasir atau mungkin terbakar panasnya mata hari, atau juga beku karena dinginnya malam yang mencengkram semua sendi-sendi hidupku. Menggigil aku napasku terasa sesak, jalanku terasa berat untuk melangkah karena terlalu kaku untuk bergerak.
Terima kasih sahabat-sahabatku. Atas semua usaha yang kau lakukan, pengorbananmu tak dapat aku balas. Aku hanya bisa mengepalkan tanganku dengan penuh keyakinan, "bahwa kita akan selalu bersama" di setiap langkah dan keputusan. Kita akan bulat, utuh melingkar seperti ikatan yang tak pernah putus.
Kenanglah aku walaupun aku berada jauh dari kalian, karena aku akan selalu mengenangmu. Meski aku disini dan kau di sana, samudra luas membentang di tengah persahabatan kita. Kita akan selalu bulat utuh melingkar.
Untuk sahabatku yang lain maaf jika gambarmu tak ada disini. karena itu yang hanya aku punya. Percayalah gambar kalian akan selalu ada dalam ingattanku. Berdoalah agar kita selalu bersama mengarungi hidup ini.
Selasa, 08 April 2008
A Man
When a man lost
a woman.......
Tanyakan pada laki-laki itu tentang duka
akibat perpisahan, dia tidak akan menjawab apa-apa,
kecuali saputan mendung di wajahnya.
Tanyakan pada laki-laki itu perihnya penghianatan,
kau akan melihat kedua tangannya terkepal
dan rahangnya mengeras karena amarah.
Tanyakan pada laki-laki itu tentang pedihnya kehilangan orang
yang disayang, dia masih bertahan dalam bisunya
tapi air matanya tak sanggup di tahannya lagi.
Tetapi........coba tanyakan padanya, mengapa sudi
di pecundangi cinta. Yakinlah, laki-laki itu pasti tertawa,
menertawakan pertanyaanmu yang di anggapnya bodoh,
lalu berkata, "Kalau kau pernah mengecap cinta,
kau tak akan pernah bertanya".
"Ita Sembiring Gurukinayan"
Selasa, 18 Maret 2008
ADIKKU
Dik..... kamu tau kan, kakamu sudah mempunyai umur. Yang pasti akan mencari kehidupan yang lebih baru. Kita memang di pertemukan sang pencipta dari rahim ibu yang sama. Kita tumbuh dengan kasih sayang yang sama. Kasih sayang sepanjang zaman yang di berikan ibu untuk kita.
Dik..... Kamu taukan kaka sayang sama kamu. Mungkin kamu tidak akan tau bahwa sebenarnya aku sangat mencintai dan menyayangimu. Dari beberapa orang wanita yang aku cintai yaitu, salah satunya adalah kamu dik. Kamu selalu ada di dalam fikiranku dan takkan lepas sampai kapanpun. Karena kamu adikku.
Dik.... aku tau akan kesedihan dan kegelisahanmu. Kamu takut aku ini akan meninggalkanmu. Tidak memperhatikanmu lagi. Ketahuilah dik, Kamu adalah tanggung jawab seumur hidupku. Aku selalu mencari tahu akan bagaimana keadaanmu, meskipun mungkin kamu tidak pernah tau.
Dik.... aku tidak rela hidup bahagia jika kamu hidup menderita. Aku selalu memikirkan itu setiap saat. Kamu bahkan mungkin tidak tau akan kegelisahanku, setiap aku memikirkan keadaanmu. Setiap aku menanyakan kabarmu, tapi kabar itu tak kunjung ada. Gelisah aku dik....! Gelisah yang hanya bisa diobati dengan suaramu, tawamu dan candamu.
Dik.... walau aku tidak bersamamu lagi, ketahuilah bahwa sebenarnya kita ini selalu bersama dalam hati dan ingatan. Dalam setiap kenangan-kenangan bersama kita waktu dulu berkumpul. Pertemuan dan perpisahan itu tidak ada bedanya, karena sejatinya kita ini satu.
Dik.... dalam setiap tetes air mata doa yang aku panjatkan pasti ada kamu. Setiap aku merenung, dalam setiap tahajjudku selalu ada kamu. Selalu ku panjatkan untukmu. Untuk adikku terkasih. Untaian kata demi kata yang terindah selalu aku haturkan untukmu. walau itu dengan nada yang kasar. Mungkin kamu tau adikku, kakamu ini seperti apa.
Tak banyak memang yang aku berikan padamu. Tapi ketahuilah adikku, kebahagiaanmu adalah segala-galanya bagiku. Semoga walau kita sudah matipun, kelak ketika kita di bangunkan lagi kita akan saling mengenal dan berkumpul menjadi keluarga lagi seperti kita berkumpul waktu hidup di dunia. Hidup yang penuh suka cita dan kebahagian, jauh dari fitnah orang. Tidak seperti di dunia yang....... Masya Allah...aku tidak tahu apa yang akan aku tulis, aku ga mau orang lain tau tentang kisah keluarga. Tak kuasa aku untuk menulisnya. Tapi biarlah yang sudah biarlah berlalu di telan bumi.
Dik.... teruslah kau tersenyum sampai kau menutup mata di hari tuamu. Karena aku yakin Surga di sana sudah menanti kita.
HARI BARU
12 Februari 2008
Senja pagi menyibak cakrawala yang menghitam, bersulamkan kabut hitam yang melegam membungkus semua mimpi manusia yang insani. Sucinya embun pagi yang di belai sang surya alam raya. Berkilau gemercakan warna keemasan memberi warna pada jiwa-jiwa yang rapuh. Memakan alam sadar dari jati diri masing-masing insan yang kelam, di setiap jejak-jejak kaki yang dia tinggalkan semasa dia berpijak diatas punggung ibunda bumi. Yang selalu merintih sedih tak ingin dirinya diinjak dengan meninggalkan bekas orang-orang munafik. Setiap saat akan menikam jantung sahabat karibnya sendiri.
Perjuangan itu tak pernah habis. Dan api semangat pengorbanan akan selalu tetap berkobar sampai akhir zaman di bangkitkan kembali. Bergulirnya waktu, mempertebal semangat keyakinan yang tak pernah putus. Membuahkan surga dermaga cinta yang mengalirkan kedamain hidup di dua alam setiap hati yang memilikinya. Jiwa yang luhur itu akan tetap menghuni relung-relung jiwa insan yang mempunyai dua sayap di punggungnya.
Roh kudus akan selalu mengaping di setiap pembaringan cinta. Saat terlelap dalam kegundahan dan lelapnya tidur. Selalu setia menemani tiap-tiap hati yang mempunyai cahaya. Walau cahaya itu redup tak seterang si raja siang matahari. Takkan kemana walau badai hinaan dan cacian dari mulut-mulut yang berbau anjing. Yang menggonggong melentingkan suara surga yang berbuahkan kejahanaman neraka.
Teruskanlah untuk hidup abadi dengan penuh kebahagiaan yang tak terbandingkan. Jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Bangunlah dan bangkitlah dari kerangkeng hidup yang membelenggu setiap hati dan fikiran. Hembuskanlah nafas yang dingin membekukan jahanam-jahanam angkara murka yang menganga di depan mata. Langkahkanlah kakai walau terasa berat, karena itu modal utama yang pertama.
Sohihkanlah setiap kata-kata sebagai penuntun waktu nun jauh disana. Di depan mata akan ada tangan yang melambai. Kulitnya yang sehalus sutra dengan jemarinya yang lentik nan indah menawan. Meraih dan mengangkat setiap tubuh yang penuh dengan peluh yang berbau wangi, gambaran perjuangan anak manusia untuk meraih mimpi yang tak pernah akan berakhir.
Senin, 04 Februari 2008
Rabu, 30 Januari 2008
SEKEDAR
Hanya untuk mengingatkan diriku bahwa sebenarnya kemiskinan itu adalah sahabatnya orang-orang yang berilmu. Sahabatnya orang-orang yang derajatnya tinggi dari derajat orang-orang yang tak berilmu pengetahuan.
Imam Ibnu Kharrasy pernah bercerita, "demi mencari ilmu, aku pernah meminum air kencingku sendiri sebanyak lima kali. Ceritanya, sewaktu melintas di gurun pasir untuk mendapatkan hadits aku merasa kehausan yang luar biasa tanpa ada yang bisa aku minum. Maka dengan terpaksa aku minum air kencingku sendiri".
Begitu juga dengan Imam Bukhori yang tidak memiliki apa-apa. Sampai pakaianpun tidak punya, sehingga ia terhalang dari menulis hadis. Selama beberapa hari Bukhori tidak menulis hadis di Bashrah. Setelah di cari kemana-mana akhirnya ia di dapati di sebuah rumah dalam keadaan telanjang. Ia sudah tidak punya apa-apa.
Begitu juga dengan penderitaan Imam Malik yang demi membiayai dirinya menuntut ilmu beliau sampai mencopot atap rumahnya, lalau menjual papannya.
kemiskinan saat menuntut ilmu harus benar-benar dinikmati. Karena kemiskinan berada di Sorbannya para Ulama.
Ketika cinta bertasbih 1. Habiburrahman L Shirazy
Rabu, 23 Januari 2008
PELABUHAN
HP ku berdering. Kira-kira jam 9 malam waktu itu aku masih di kantor menemani kerjaan yang harus di selesaikan waktu itu juga. Memang hari-hari yang aku jalani saat itu terasa berat dan membingungkan, selalu bikin stres dan memang beban bagiku. Sepertinya aku mengalami hal yang dalam hidupku belum pernah aku rasakan.
Telepon kembali berdering. Masih di kantor? suara seorang wanita yang kesedihan. Ya, aku masih lama dan ga bisa ngantar. Bagaimana kalo cuma kedepan saja. Udah ga usah ga papa, sahutnya. Akupun melanjutkan membantu pekerjaan yang memang harus selesai saat itu juga. Waktu saat itu terasa begitu cepat, sementara kerjaan terasa tak pernah habis-habis.
Nada HP ku terdengar kembali. Kamu tega ya aku kan perempuan, malam-malam lagi. Kamu harus tanggung jawab kalau terjadi apa-apa sama aku. Bingung. Bingung sekali karena bukan hanya kerjaan yang menghadangku, tapi dengan berbagai hal dan berbagai alasan yang membuat aku ga bisa ngantar dia.
Akhirnya aku berpikir keras dan kuputuskan untuk ngantar dia. Ijinpun aku minta untuk pulang duluan. Tunggu aku, kataku. Akhirnya aku ketemu di sebuah putaran bus, menunggu beberapa lama dan akhirnya kami naik menuju jurusan Pelabuhan merak kurang lebih jam 10an malam.
Berdua kami lalui jalan-jalan yang terbentang di hadapan kami. Aku lihat cahaya lampu mercury di sepanjang jalan, namun aku rasakan redup cahayanya terhalang oleh gelapnya malam. Seperti otakku yang aku rasakan ruwet dan hatiku yang penuh dengan ketakutan, kekesalan, kekecewaan, penyesalan dan beribu-ribu pertanyaan yang harus aku jawab sendiri.
Tujuan kami akhirnya sampai jam 2an di sebuah pelabuhan tempat orang-orang berlabuh. Kami istirahat sejenak untuk melepaskan kepenatan yang menerpa kami berdua. Aku tak tau apa yang ada di dalam pikirannya. Dia juga ga tau apa yang ada di dalam pikiranku. Yang aku tau dia harus secepatnya datang ke kampung halaman untuk menemui orang tuanya.
Kurang lebih jam 3an kami memutuskan untuk memebeli karcis, yang hanya satu sja. Anter sampe ke rumah dong!. Pintanya. Ga bisa, jawabku. Bener. Ya bener, jawabku kembali. Aku antar dia menuju kapal, hanya sampailuar samping pintu kapal, ya hanya smpai luar saja. Selamat jalan, hati-hati. Udah kamu pulang aja ga usah nungguin aku, katanya. Yang memang kapal pada saat itu masih menunggu penumpang yang lain. Ya, jawabku. Tapi aku putuskan untuk menunggu melihat keberangkattannya. Aku melihat dia masuk dan duduk dekat jendela agar bis melihatku yang masih menungguinya.
Lama memang aku raskan menunggu kapal berangkat. Aku sudah ga bisa berpikir lagi. Terasa ga ada lagi ruang dalam otakku untuk menyimpan sedikit saja memory. Aku lihat dia melambaikan tangan seakan ingin memelukku namun terhalang jendela kapal. Yah.. yang akhirnya yang dia peluk hanya bayanganku saja. Aku rasakan begitu sedih dan terharu. Rasanya aku juga ingin memeluknya erat-erat dan takkan aku lepaskan karena ga mau kehilangan dia.
Lama-lama dia keluar dan mendekatiku. Sudah pulang saja, masih mikirin apa sih. dengan berat hati aku menjawab. Ya sudah aku pulang yah! Kamu hati-hati di jalan, sampaikan salamku kepada kedua orang tuamu. Setapak demi setapak aku menjauhinya. Lambaian tangannya aku balas dengan dada yang sesak menahan air mata yang akan keluar mendahului aku keluar dari pelabuhan. Aku laki-laki ga boleh nangis Tekadku. Dari jauh aku masih melihatnya menatapku dengan berbagai pertanyaan dan berbagai perasaan yang ada di hatinya. Aku rasakan betapa pedih dan perihnya hati ini. Dunia memang kejam. Berat sekali langkah ini untuk menjauhinya.
Walau terasa berat aku terus berlalu meninggalkannya sambil ku balas lambaian tangannya. Tak terasa air mata sudah membasahi pipi. Menjadi saksi betapa beratnya aku berpisah dengannya. Menjadi saksi hidup yang abadi, yang di temani sepoy angin yang menerpa wajahku. Semoga Kau selalu di berikan kebahagiaan oleh yang kuasa. Dan yang harus kamu tau aku selalu memikirkanmu dan teringat akan kenangan indah bersamamu. berbahagialah kamu untuk selamanya. Sampai kamu menuju kehidupan yang abadi. Bahagialah. Bahagialah kamu hai wanita yang pernah mengisi ruang hati dan hidupku.
Rabu, 02 Januari 2008
SEBUAH PESAN UNTUK ADIK
Dik... Jangan sampai Tertidur dengan Dunia yang Merayu
Lihatlah pagi ini, begitu cerah nan indah. Rerumputan mulai tumbuh, bunga mulai mekar. Embun pagi berkilauan di belai cahaya matahari. Seorang anak manusiapun lahir dari rahim sang ibu. Adiku... ternyata adikku yang sedang menyapa dunia. Dik aku melihatmu, melihatmu yang masih merah dan tanganmu yang halus lembut menggenggam jemariku begitu kuat. Seakan tangan ini mampu untuk menaklukkan dunia yang penuh keangkuhan.
Dik kita tumbuh bersama dari rahim yang sama pula. Dulu aku khawatir kalau kamu terjatuh dari kamu berjalan merangkak. Mungkin kamu akan menangis sebentar untuk kemudian tertawa lagi seolah tidak ada apa-apa yang menimpamu saaat itu. Tapi kini, saat ini kalau kamu jatuh kamu tidak akan hanya menangis. Mungkin kamu akan tidak sadar siapa diri kamu ini dan aku sebagai kakak jauh akan lebih khawatir dan jauh akan lebih takut kalau kamu sampai jatuh. Karna bila kamu jatuh hari ini, maka masa depan duniamu akan gelap tak bercahaya. Seperti lorong yang tanpa ujung. Dik kamu kini sudah dewasa, kamu akan makin sulit mengenal diri kamu. Kebimbangan dan keraguan selalu membayangi di benakmu. Terlalu berat beban yang kamu pikul. Tapi kamu mampu dan pasti bisa, karena kamu adikku.
Dik dunia ini penuh badai yang sangat kuat. Berpeganglah kamu pada sang Alief. Karena sebesar apapun badai yang menerjang dia tidak akan pernah bergeming. Angin saat ini adalah api yang selalu menebarkan panasnya di setiap hati-hati manusia. Siramilah hati dengan sinaran Illahi yang abadi yang tidak pernah padam sampai akhir kita di hidupkan kembali. Dik temukanlah siapa dirimu itu. Raihlah apa yang ingin kau raih. Genggamlah erat-erat jati diri yang telah kau temukan. Jadikan ia intan berlian di hatimu yang paling dalam yang akan berkilauan memancarkan sari-sari kebahagia di sekitarmu.
RINDU SAHABAT
Sahabat.......
Biasanya setiap malam yang penuh moment selalu berada bersama semua sahabat. Tertawa, bercanda, saling ejek dan saling didik. Semuanya terasa akan kehangatan bercengkrama, meskipun di tempat yang seadanya.
Kini hari-hariku sendiri. Sepi tak berdawai. Hanya bisikan-bisikan angin malam yang selalu mengajakku terbang kedunia khayalan yang penuh gemerlap dan gelak tawa. Namun itu hanya sekejap untuk datang dan berlau begitu saja. Aku rindu kalian sahabat, Rindu akan semua tentang mimpi indah bersama yang harus kita wujudkan.
Kini mimpi itu kita jalani sendiri-sendiri. Entah kapan kita akan bertemu kembali. Mungkin di kemudian hari. Diwaktu yang sudah di tentukan. Mungkin keadaan kita akan sangat berbeda dari awal kita bertemu sampai kita berpisah seperti saat ini. Kita berjauhan dan berlomba mengejar mimpi untuk menjadi wujud dalam genggaman kita. Sahabat, Kenanglah aku untuk selamanya. Karena kalian akan selalu ada dalam ingatanku dan takkan pernah terlupakan.
Langganan:
Postingan (Atom)