Selasa, 18 Maret 2008

ADIKKU

Dik..... kamu tau kan, kakamu sudah mempunyai umur. Yang pasti akan mencari kehidupan yang lebih baru. Kita memang di pertemukan sang pencipta dari rahim ibu yang sama. Kita tumbuh dengan kasih sayang yang sama. Kasih sayang sepanjang zaman yang di berikan ibu untuk kita.
Dik..... Kamu taukan kaka sayang sama kamu.Photobucket Mungkin kamu tidak akan tau bahwa sebenarnya aku sangat mencintai dan menyayangimu. Dari beberapa orang wanita yang aku cintai yaitu, salah satunya adalah kamu dik. Kamu selalu ada di dalam fikiranku dan takkan lepas sampai kapanpun. Karena kamu adikku. Dik.... aku tau akan kesedihan dan kegelisahanmu. Kamu takut aku ini akan meninggalkanmu. Tidak memperhatikanmu lagi. Ketahuilah dik, Kamu adalah tanggung jawab seumur hidupku. Aku selalu mencari tahu akan bagaimana keadaanmu, meskipun mungkin kamu tidak pernah tau. Dik.... aku tidak rela hidup bahagia jika kamu hidup menderita. Aku selalu memikirkan itu setiap saat. Kamu bahkan mungkin tidak tau akan kegelisahanku, setiap aku memikirkan keadaanmu. Setiap aku menanyakan kabarmu, tapi kabar itu tak kunjung ada. Gelisah aku dik....! Gelisah yang hanya bisa diobati dengan suaramu, tawamu dan candamu. Dik.... walau aku tidak bersamamu lagi, ketahuilah bahwa sebenarnya kita ini selalu bersama dalam hati dan ingatan. Dalam setiap kenangan-kenangan bersama kita waktu dulu berkumpul. Pertemuan dan perpisahan itu tidak ada bedanya, karena sejatinya kita ini satu. Dik.... dalam setiap tetes air mata doa yang aku panjatkan pasti ada kamu. Setiap aku merenung, dalam setiap tahajjudku selalu ada kamu. Selalu ku panjatkan untukmu. Untuk adikku terkasih. Untaian kata demi kata yang terindah selalu aku haturkan untukmu. walau itu dengan nada yang kasar. Mungkin kamu tau adikku, kakamu ini seperti apa. Tak banyak memang yang aku berikan padamu. Tapi ketahuilah adikku, kebahagiaanmu adalah segala-galanya bagiku. Semoga walau kita sudah matipun, kelak ketika kita di bangunkan lagi kita akan saling mengenal dan berkumpul menjadi keluarga lagi seperti kita berkumpul waktu hidup di dunia. Hidup yang penuh suka cita dan kebahagian, jauh dari fitnah orang. Tidak seperti di dunia yang....... Masya Allah...aku tidak tahu apa yang akan aku tulis, aku ga mau orang lain tau tentang kisah keluarga. Tak kuasa aku untuk menulisnya. Tapi biarlah yang sudah biarlah berlalu di telan bumi. Dik.... teruslah kau tersenyum sampai kau menutup mata di hari tuamu. Karena aku yakin Surga di sana sudah menanti kita.

HARI BARU

12 Februari 2008 Senja pagi menyibak cakrawala yang menghitam, bersulamkan kabut hitam yang melegam membungkus semua mimpi manusia yang insani. Sucinya embun pagi yang di belai sang surya alam raya. Berkilau gemercakan warna keemasan memberi warna pada jiwa-jiwa yang rapuh. Memakan alam sadar dari jati diri masing-masing insan yang kelam, di setiap jejak-jejak kaki yang dia tinggalkan semasa dia berpijak diatas punggung ibunda bumi. Yang selalu merintih sedih tak ingin dirinya diinjak dengan meninggalkan bekas orang-orang munafik. Setiap saat akan menikam jantung sahabat karibnya sendiri. Perjuangan itu tak pernah habis. Dan api semangat pengorbanan akan selalu tetap berkobar sampai akhir zaman di bangkitkan kembali. Bergulirnya waktu, mempertebal semangat keyakinan yang tak pernah putus. Membuahkan surga dermaga cinta yang mengalirkan kedamain hidup di dua alam setiap hati yang memilikinya. Jiwa yang luhur itu akan tetap menghuni relung-relung jiwa insan yang mempunyai dua sayap di punggungnya. Roh kudus akan selalu mengaping di setiap pembaringan cinta. Saat terlelap dalam kegundahan dan lelapnya tidur. Selalu setia menemani tiap-tiap hati yang mempunyai cahaya. Walau cahaya itu redup tak seterang si raja siang matahari. Takkan kemana walau badai hinaan dan cacian dari mulut-mulut yang berbau anjing. Yang menggonggong melentingkan suara surga yang berbuahkan kejahanaman neraka. Teruskanlah untuk hidup abadi dengan penuh kebahagiaan yang tak terbandingkan. Jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Bangunlah dan bangkitlah dari kerangkeng hidup yang membelenggu setiap hati dan fikiran. Hembuskanlah nafas yang dingin membekukan jahanam-jahanam angkara murka yang menganga di depan mata. Langkahkanlah kakai walau terasa berat, karena itu modal utama yang pertama. Sohihkanlah setiap kata-kata sebagai penuntun waktu nun jauh disana. Di depan mata akan ada tangan yang melambai. Kulitnya yang sehalus sutra dengan jemarinya yang lentik nan indah menawan. Meraih dan mengangkat setiap tubuh yang penuh dengan peluh yang berbau wangi, gambaran perjuangan anak manusia untuk meraih mimpi yang tak pernah akan berakhir.