Rabu, 02 Januari 2008

SEBUAH PESAN UNTUK ADIK

Dik... Jangan sampai Tertidur dengan Dunia yang Merayu
Lihatlah pagi ini, begitu cerah nan indah. Rerumputan mulai tumbuh, bunga mulai mekar. Embun pagi berkilauan di belai cahaya matahari. Seorang anak manusiapun lahir dari rahim sang ibu. Adiku... ternyata adikku yang sedang menyapa dunia. Dik aku melihatmu, melihatmu yang masih merah dan tanganmu yang halus lembut menggenggam jemariku begitu kuat. Seakan tangan ini mampu untuk menaklukkan dunia yang penuh keangkuhan. Dik kita tumbuh bersama dari rahim yang sama pula. Dulu aku khawatir kalau kamu terjatuh dari kamu berjalan merangkak. Mungkin kamu akan menangis sebentar untuk kemudian tertawa lagi seolah tidak ada apa-apa yang menimpamu saaat itu. Tapi kini, saat ini kalau kamu jatuh kamu tidak akan hanya menangis. Mungkin kamu akan tidak sadar siapa diri kamu ini dan aku sebagai kakak jauh akan lebih khawatir dan jauh akan lebih takut kalau kamu sampai jatuh. Karna bila kamu jatuh hari ini, maka masa depan duniamu akan gelap tak bercahaya. Seperti lorong yang tanpa ujung. Dik kamu kini sudah dewasa, kamu akan makin sulit mengenal diri kamu. Kebimbangan dan keraguan selalu membayangi di benakmu. Terlalu berat beban yang kamu pikul. Tapi kamu mampu dan pasti bisa, karena kamu adikku. Dik dunia ini penuh badai yang sangat kuat. Berpeganglah kamu pada sang Alief. Karena sebesar apapun badai yang menerjang dia tidak akan pernah bergeming. Angin saat ini adalah api yang selalu menebarkan panasnya di setiap hati-hati manusia. Siramilah hati dengan sinaran Illahi yang abadi yang tidak pernah padam sampai akhir kita di hidupkan kembali. Dik temukanlah siapa dirimu itu. Raihlah apa yang ingin kau raih. Genggamlah erat-erat jati diri yang telah kau temukan. Jadikan ia intan berlian di hatimu yang paling dalam yang akan berkilauan memancarkan sari-sari kebahagia di sekitarmu.

Tidak ada komentar: