Kamis, 08 Mei 2008

KEJAMNYA BINTARO

Adikku Sayang Adikku Malang........................
Kau berjalan dengan langkah kaki yang tertatih. Kau lalui jalan setapak dengan derai air mata. Dengan napas yang penuh sesak dan dada yang bergemuruh mengapi di antara himpitan racun kehidupan yang kau hadapi.
Adikku harini, saat ini ingin ku peluk kau dengan erat seerat eratnya dan tak ingin aku lepaskan lagi. Karena aku tak rela dengan derita yang kau hadapi saat ini. Pasrahkanlah semuanya pada sang nasib. Biarlah Dia yang akan membalasnya. Membalas perlakuan Sang jahanam yang mengusirmu bak anjing pesakit. Yang melemparkan dan mencampakkanmu seperti sampah yang berbau busuk tak berguna.
Adikku aku serukan kepada mereka bahwa aku siap untuk PERANG. Kukepalkan tinjuku untuk menantangnya. Aku takkan gentar, takkan mundur walau selangkahpun. Karena aku tidak takut mati untuk membela keluargaku yang paling aku sayangi, yang paling aku cintai.
Dadaku menggemuruh sesak tak tertahankan, ingin MELEDAK. Biar ledakkannya membinasakan mereka yang menganiyaya hidupmu. Pedangku telah siap aku hunus. Air mataku kujadikan senjata yang paling mematikan. Rintihan hatiku kujadikan tameng yang kuatnya melebihi baja.
Tenanglah Adikku. Tenang. Tenanglah seperti karang. Bintang-bintang jadikanlah hiasan.

Tidak ada komentar: